Penguatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah

Kamis, 12 Desember 2019 Bagian Organisasi Setda Kota Yogyakarta mengadakan Diseminasi Informasi dan Pengetahuan (Pendampingan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)) Kota Yogyakarta dengan mengundang Narasumber dari Bidang Pengendalian Bappeda DIY Pratama Wahyu Hidayat, STP. Kegiatan Diseminasi ini diadakan di Hotel Royal Dharmo Yogyakarta dan dihadiri oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD)/Unit Kerja baik dari Sekretariat DPRD, Sekretariat Daerah, Badan, Dinas dan juga Wilayah (Kecamatan dan Kelurahan).

Dalam Diseminasi tersebut, Pratama menyatakan bahwa akuntabilitas setiap program dan kegiatan dari penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Sedangkan Akuntabilitas kinerja merupakan Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kerberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Pratama juga menjelaskan bahwa inti dari akuntabilitas kinerja adalah :

  1. Kinerja Berorientasi  Hasil (outcomes)
  2. Ada Keselarasan  (memiliki keterkaitan sebab akibat (causality)  &  sinergitas (aligment) )
  3. Ada ukuran kinerja yang terukur dan relevan
  4. Ada target kinerja yang terukur dan logis

Selain itu ada beberapa pendekatan untuk evaluasi kinerja yakni :

  1. Menggunakan Kinerja Tahun Lalu sebagai pembanding (Merupakan benchmark untuk melihat seberapa besar kinerja yg telah dilakukan. Kelemahannya terdapat time lag antara aktivitas yg dilakukan dan dampak yg timbul dari aktivitas tersebut);
  2. Membandingkan dengan target tahun berjalan;
  3. Membandingkan dengan target kinerja di akhir periode;
  4. Membandingkan dengan capaian di level local/regional/nasional;
  5. Analisis mengenai penyebab keberhasilan/kegagalan;
  6. Expert Judgment (Teknik ini menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam mengestimasi indikator kinerja. Kelemahan: sangat tergantung pada pandangan subyektif para pengambil keputusan);
  7. Trend (Digunakan mengestimasi indikator kinerja karena adanya pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja);
  8. Regresi (Untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen (kinerja unit). (Sani)